Friday, May 22, 2009

Memilih Presiden Yang Okey

Memilih presiden .....
Masih bingung padahal tinggal beberapa puluh hari lagi. Dari analis dari berbagai sumber yang menonjol dr ketiga calon No.1 dan 2 RI lebih ke negative-nya:

1. SBY - Boediono
Kalo SBY manurut orang terlalu banyak utang luar nergeri untuk mengatasi permasalahan. Tapi satu segi positive orang yang tidak menyadari selama pemerintahannya, saat krisis finansial global sekarang ini, Indonesia tidak sampai tersungkur dan minta bank dunia untuk perbaikan ekonomi. Nilai tukar rupiah masih stabil, its incredible, not like before. Selain itu kalau untuk Aceh, dipastikan SBY bakal menang total, karena orang Aceh merasa berhutang budi kepadanya sehingga perdamaian di Aceh dapat dinikmati. Dan banyak peluang kerja yang tercipta, salah satunya PNS. Dan dalam hal ini istri saya juga beruntung, menjadi PNS setelah menunggu lebih dari 10 tahun.
Sedangkan Boediono, aku tidak terlalu banyak tahu tentang beliau. Hanya setelah pengumuman di jadikan Cawapres baru info bermunculan. Selama duduk dikursi pemerintahan beliau menghasilkan berbagai regulasi. Tapi oponent dia, menuduhnya Neo-Liberalism (wallahualam aku ga ngerti maksudnya), yang lebih pro ekonomi ala western, padahal menurut sumber lain, ia jugalah pendukung kuat perbankan syariat di Indonesia selama menduduki diposisi top bank sentral.
2. Megawati - Prabowo (Mega-Pro)
Pertama kali dengar singkatan, tag line-nya aku jadi ingat motor merek Honda. Let's see, selama pemerintahan yang singkat jadi presiden tak ada yang istimewa yang dihasilkannya. That's why she wasn't elected again. Dan banyak aset negara yang dijualnya, kalau enggak salah, Freeport Papua, (Newmont?) salah satu contohnya. Keputusan politiknya lbh banyak disetir oleh orang2 disekelilingnya. Prabowo? what can i say. He was a shooting star general ketika mertuanya berkuasa, dan menjadi sudden fallen star akibat kriminal yang dilakukannya saat menjabat pangkostrad.
3. Jusuf Kalla & Wiranto
Jusuf Kalla, mmhh.. dia disenangi dulu karena non-jawa oleh pemilih luar jawa. Kebijakannya mungkin tak beda jauh dengan SBY, tapi dari yang kita lihat, ia sering melakukan black campaign terhadap lawannya, termasuk superiornya sekarang. Dan tak mau disalahkan dengan kebijakan pemerintah yang diambil sekarang, padahal ia turut serta didalamnya. Bagaimana dengan Wiranto? kiprahnya yang positif tidak terlalu banyak terdengar, kecuali yang jeleknya termasuk kasus Timor, dunia international. Dia anggap bertanggung jawab terhadap pembunuhan yang dilakukan militia pro-Indonesia. Bahkan beberapa negara di EU (European Union) mengeluarkan arrest warrant terhadap dia yang dianggap sebagai penjahat perang. Kan tidak lucu kalo wapres kita saat visit ke LN ditangkap sebagai kriminal.

Kelihatannya aku lebih memihak ke SBY ya? Tapi itulah opiniku, dan ini bukan black campaign lho

No comments: